Penggerak Aspirasi Rakyat

 Nama : Gusti Ayu Diana Sari

Nim : 12210036


PENGGERAK ASPIRASI RAKYAT


Kenalin namaku Argani Wibisana yang artinya berani menghadapi bahaya, dan aku kerap disapa dengan sebutan Gani. Kata orang tuaku, mereka tidak hanya sekedar memberi nama yang indah kepadaku tetapi terdapat sebuah harapan yang kelak harus aku wujudkan katanyaSaat ini aku adalah salah satudari banyaknya mahasiswa hukum yang sangat menjunjung tinggi demokrasiPada tanggal 24 september 2019 merupakanawal dari perjalananku membela demokrasi yang ada di Indonesia.

Dulu semasa SMA aku sudah memikirkan untuk berkecimpung dalam dunia hukum, tapi banyak orang yang tak setuju dengan keputusanku ituBahkan ibu juga memiliki pikiran begitu. Katanya begini

Gani.... urungkan sajalah niatmu itu untuk masuk jurusan hukum itu begitu sambarnya saat melihatku sepulang sekolah

ada apasih bu, tiba-tiba ibu berbicara seperti itu, rasanya kemarin-kemarin ibu oke-oke saja aku masuk hukum sahutku

ibu dengar hukum itu mengerikan, dengan orang-orang yang haus akan uang dan jabatan

nahhh, karena itulah aku ingin masuk hukum, aku tidak ingin menjadi salah satu dari mereka itu ibu, aku ingin mengubah pandangan orang mengenai hukum itu buruk sahutku dengan tegas

Seketika ibu terdiamaku yakin ibu mendengar kata orang. Entah apa yang sedang merasukinya hingga mendengar kata orang-orang ituOrang-orang itu menghasut ibukatanya agar aku tidak menjerumus kedalam dunia hukumSayangnya bincangan itu cuma angin lewat bagiku, aku tidak peduli kata mereka.

Dan ya, tekadku dan keputusanku juga sudah bulat untuk tetap memilih tujuankuDan akhirnya aku mengikuti seleksiuntuk masuk ke perguruan tinggi, dan untungnya lagi aku keterima di almamater kuning itu. Dan yah, sekarang saatnya aku memberitahu arti namaku yang sebenarnya. Dengan almamater dan dari almamater kuning inilah aku akan mendemonstrasikan dan menegakan adanya keadilan bagi masyarakat yang haus akan keadilan, menyuarakan aspirasi masyarakat kepada pemerintah yang selalu tutup telinga tidak mau mendengarkan aspirasi rakyatnya.

Aku sangat bangga menggunakan almamater kuningku,bersama dengan teman-teman dari berbagai kampus, saat itukami turun kejalan menuju gedung DPR untuk menyuarakan aspirasi masyarakat dalam penolakan pengesahan UU KPK baru, RUU KUHP, RUU pemasyarakatan, dan RUU pertahanan. Tetapi tidak hanya mahasiswa para pelajar pun turut serta turun kejalan untuk menolak beberapa revisi RUU.

Ibuku pernah berpesan padaku, ia berkata kepadaku “anakku, jadilah pengacara agar kau bisa membantu rakyat kecil dalam memperjuangkan keadilan bagi orang-orang yang jauh dari keadilan negeri ini. Jika kau tidak menemukan orang baik di dunia ini maka jadilah salah satunyadan jangan kau sia-siakan usaha ku selama ini. Wejangan itu membuatku semakin yakin bahwa aku harus menjadi seorang pengacara sukses kelak

Dengan almamater kuningku, aku dan teman-temanku itudengan lantang dan berani menyuarakan aspirasi masyarakat kehadapan gedung DPR RIPara polisi dengan pakaian lengkapnya sudah menghadang kami dedepan gedung DPR itu.Tak disangka aku melihat seseorang yang tak asing bagikudia adalah ayahku yang menjadi seorang anggota polisi. Kami sempat terdiam satu sama lain untuk beberapa saat, saat ini sosok yang selama ini aku benci berdiri dihadapanku menggunakan seragam lengkapnya seperti sudah tidak sabar untuk menghabisikuDalam hati aku berkata

kenapa aku harus bertemu orang itu lagiiiiiii! Gumamku dalam hati

Tapi aku singkirkan hal itu, sehingga kami pun membuka percakapan itu

“mengapa kau disini?” ujarnya

“tentu saja untuk menegakan keadilan” jawabku dengan tegas

“keadilan macam apa yang ingin kau tegakan?” tanyanya dengan nada tinggi

banyak RUU kontroversial yang memicu aku dan kawanku melakukan demonstrasi ini, seperti kebebasan dalam pers dan berpendapat dalam RUU KUHP nomor 218 ayat 1 tertulis bahwa setiap orang yang menyerang kehormatan atau harkat dan martabat diri presiden arau wakil presiden dapat dipidana . bahkan hukumannya bisa mencapai 3 tahun, 6 bulan. Apakah itu keadilan yang dimaksud? jelasku

namun hal itu bukan kuasa ku” jawabnya

“jika hal itu termasuk keadilan, berarti demokrasi sudah hilang di negara ini!” tegasku

“lalu bagi pelaku korupsi dalam pasal kontroversial RUU KUHP hanya dipidana selama dua tahun. Hukuman ini lebih ringan dibandingkan dalam KUHP yang lama, yakni hukuman paling sedikit enam tahun penjara. Itukah keadilan? Hukum yang dibuat bukannya semakin mengikat tetapi malah seperti semakin melonggar yang dapat menyebabkan para tikus berdasi semakin berani untuk melakukan hal tersebut.” sambungku

“disini aku hanya menjalankan tugas sebagai pegayom rakyat, apa yang diperintahkan atasan aku, aku harus melakukannya”

asal kau tahu,aku benci padamu!! disini aku berjuang mempertahankan hak-hak rakyat kecil yang seharusnya mendapatkan dukunganmu, tetapi ternyata kau menentangnya”

“maafkan ayah, ayah tidak memiliki kuasa untuk menolak perintah atasan ayah” 

Terjadi bentrok antara polisi dan demonstran yang berujung penyemprotan gas air mata. Aku bertanya kepada temanku 

apakah kalian baik-baik saja?” 

“tidak gani, kami tidak baik-baik saja sahut temanku dengan suara gemetar karena menahan perihnya gas air mata itu

ahhhh sialansalah apa kamiiiiii!!!! teriakku kehadapan para polisi itu

Mendengar teman-temanku merasakan perihnya gas air mata itu,aku sangat prihatin tetapi mereka tidak dalam keadaan baikaku dapat mendengar banyak suara jeritan itu

Tujuanku datang kemari adalah untuk menegakan demokrasi tetapi megapa kami di perlakukan seperti ini? ucapku dalam hati

Pada saat aku turun kejalan banyak hal mengganjal dipikirankuketakutan akan terjadinya kericurah yang kemudian memakan korban jiwa. Dan hal itu pun sungguh terjadiaku mendengar lima korban meninggal pasca demo yang berujung ricuh dengan polisiDan yang lebih membuatku terkejut lagi, mereka adalah teman-teman seperjuanganku, mereka gugur dengan kondisi yang sangat mengenaskan luka parah di kepala, tengkorak retak, serta luka memar dan lainnya. Antara rasa kesal, khawatir, cemas, terkejut, sedih semua perasaanku saat itu sudah campur aduk. Aku sangat khawatir akan menelan korban lain selain teman-temanku itu.

Dan ya, terdapat dugaan korban meningal akibat aksi kekerasan dan aksi tembak yang menelan korban jiwa

Apa mereka yang luncurkan tembakan itu tidak memikirkan banyak orang? Apa mereka tidak memikirkan akan ada korban jiwa? Mereka tidak punya hati nurani? Jahatttt sekaliii merekaujarku dengan keras kepada aparat kepolisian

Apa kalian tidak memikirkan bagaimana rasa khawatir orang tua kami di rumah? Kami kesini hanya ingin keadilan, kami kesini untuk rakyat, bukan semena-mena kami datang untuksekedar berbicara tanpa adanya fakta teriakku sekali lagi

Para aparat tersebut hanya diam tanpa sepatah kata yang terucap, bahkan ayahku hanya menatapku dengan wajah penuh penyesalan.

Dalam situasi yang seperti ini aku tidak bisa berpikir jernih,pikiranku kacau, sementara teman-temanku banyak yang meregang nyawanya dengan sia-sia. Banyak pula yang luka-luka, sungguh hal yang tak pernah ku duga sebelumnya. Ibuku yang mendengar kekacauan itupun menghubungiku dengan kepanikannya ibu bertanya kepadaku

“ bagaimana keadaanmu GaniIbu disini sangat menghawatirkanmu, kamu tidak apa-apakan disana?” ibu berbicara dengar suara gemetar

“aku baik-baik saja bu, hanya saja terkena sedikit gas air mata” jawabku dengan menahan air mata

bisakah kau pulang untuk menemuiku? ibu takut terjadi sesuatu padamu nak” dengan nada khawatir

“tenang saja bu, doakan saja agar aku selalu diberi keselamatan” ucapku untuk menenangkannya

tapi anak...”

“tugasku disini belum selesai bu, biarkan aku menyelesaikannya terlebih dahulu” belum sempat ibu melanjutkan pembicaraannya aku sudah memotongnya

“ibu yakin kau mampu, ibu disini selalu mendoakanku untuk pulang dengan keadaan baik-baik saja, lakukanlah yang terbaik dan pulanglah dengan selamat

ibu, doakan aku, aku sudah bertekad untuk memperjuangkanhak-hak rakyat kecil bu, aku sudah setengah jalan, tidak sepantasnya aku mundur sekarang”

apa kau tidak bertemu dengan ayahmu? Bagaimana keadaannya”

“kami berada di kubu yang berbeda, ayah bertugas mengayomi dan melindungi tetapi oknum mereka menyerang kami menggunakan gas air mata tanpa belas kasihan” 

itu sudah tugas ayahmu Gani, kau jalankan tujuanmu dan biarkan ayahmu menjalankan tugasnya, ibu disini tidak akan memihak diantara kalian, ibu hanya berharap kalian pulang dengan keadaan selamat

aku janji, aku akan menyelesaikan ini semua dan pulang dengan selamat untuk memelukmu aku berbicara dengan gemetar dan menahan tangisku

Setelah obrolan itu aku memutuskan untuk menenangkan diriku sejenak, dan berpikir akan melakukan apa setelah kejadianmengenaskan ini terjadi.

Saat aku sedang beristirahat dan menenangkan dirikunamaku dipanggil oleh temanku, katanya begini

Ganiiii, kau dipanggil oleh salah satu petinggi aparat kepolisian untuk datang menghadap dia, sepertinya dia ingin berbicara dengan kau ujar temanku dengan suara tergesa

untuk apa aparat itu memmaggilku? sautku ketus

aku juga tidak tahu Gannn, aku rasa itu hal penting, sebaiknya kau cepat kesanaa!! paksanya sambil menarik tanganku

Setelah aku bertemu dengan aparat itu, dia berkata

ajak beberapa temanmu untuk menemui atasan saya, sampaikan aspirasi kalian kehadapannya, tapi saya minta agar dibicarakan secara damai, agar tidak terjadi keributan lagi, disini saya dan aparat lainnya akan menenangkan masa yang lainnya ujarnya kepadaku

jika begitu baiknya, saya mohon agar aparat sekalian bisa menenangkan teman-teman saya yang sedang berada diluaran sana, saya mohon agar tidak ada kekerasan yang menelan korban jiwa lagi, saya sangat berharap akan hal itu sahutku 

baiklah akan saya usahakan jawabnya

Setelah kami memasuki gedung DPR kami pun menyampaikan apa yang kami inginkan, Mereka menerima dan berjanji tidak akan mengesahkan RUU KUHP tersebut. Hal ini membuatku menjadi sangat lega, perjuanganku dan teman-teman ku tidak sia-siaAkhirnya kamdapat merasakan demokrasi secara nyata. 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Covid-19 Memaksa “Melek” Teknologi

PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DIGITAL TERHADAP PERGESERAN MORAL GENERASI MUDA

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP AKTIVITAS PENDIDIKAN